hmmm...gw coba yah, free translation, gak bener 2x sama word by word......
Mengajak teman berboncengan mengendarai motor bisa menjadi pengalaman yang hebat atau bisa menjadi bencana tergantung seberapa baik anda mengikuti beberapa peraturan. Jangan beranggapan bahwa hanya pengendara yang perlu tahu peraturan ini karena pembonceng juga harus mengetahui peraturan – peraturan ini, sehingga penting untuk meng-komunikasikan kepada pembonceng mengenai beberapa informasi dibawah ini sebelum berkendara untuk memastikan pengendaraan yang aman dan lancar.
Gunakan Perlengkapan Pelindung
Pembonceng harus mengenakan perlengkapan pelindung yang benar paling tidak harus sama dengan pengendara. Minimum, Helm full-face, jaket kulit, sarung tangan kulit, dan sepatu boot yang kuat.
Pembonceng: Naik dan Turun dari Motor
Pada saat pembonceng mau menaiki motor, pastikan pengendara telah duduk dengan benar dan kedua kakinya menopang motor dengan benar untuk menstabilkan motor ketika pembonceng menaiki motor untuk duduk di sadel pembonceng. Pada saat pembonceng akan turun dari motor, tunggu aba-aba dari pengendara. Pembonceng turun dengan cara turunkan kaki kiri terlebih dahulu hingga memijak tanah kemudian ayunkan kaki kanan melewati atas sadel. Pada saat akan menaiki motor, pembonceng naik dengan cara menggunakan kaki kanan terlebih dahulu sementara kaki kiri tetap memijak ke tanah kemudian baru tarik kaki kiri dan duduk di sadel.
Jangan Ada Pergerakan Tiba-tiba atau Perubahan Titik Berat
Pembonceng bisa sangat tergoda untuk bergerak-gerak pada saat berboncengan, pastikan kepada pembonceng untuk jangan banyak bergerak karena dapat membuat motor menjadi tidak stabil. Begitu pula ketika berada di tikungan, pembonceng mungkin akan mencoba untuk membantu menstabilkan motor pada saat menikung dengan cara memposisikan tubuhnya miring ke arah yang berlawanan dengan pengendara pada saat menikung , hal ini sangat berbahaya. Pembonceng seharusnya tidak bergerak-gerak, ketika pengendara dan pembonceng duduk berdempetan dengan tangan pembonceng berada di pinggang pengendara atau di tangki bahan bakar, maka tubuh pengendara dan pembonceng akan mengikuti tikungan secara alami.
Menikung dan Mengerem Dengan Pembonceng
Pada saat mengerem dan menikung dengan pembonceng, saat itu adalah saat dimana motor dalam kondisi paling tidak stabil. Jika pembonceng ingin mengubah posisi duduknya pada saat berkendara, pembonceng harus menunggu hingga motor sedang dalam kondisi akselerasi di jalan yang lurus, pastikan kepada pembonceng jangan bergerak pada saat menikung atau ketika motor sedang bermanuver dengan kecepatan rendah. Ketika motor sedang dalam posisi condong memasuki tikungan, pembonceng harus bergerak secara alami mengikuti pengendara. Seperti yang dijelaskan di atas pembonceng jangan bergerak condong berlawanan dengan pengendara pada saat memasuki tikungan. Harap diingat pada kecepatan rendah, motor lebih mudah kehilangan keseimbangan, pembonceng jangan bergerak tiba-tiba misalnya pada saat pindah jalur.
Pada Saat Diam / stop
Pembonceng jangan ikut mencoba menopang motor pada saat motor berhenti dengan cara menurunkan kaki ke tanah (jika kaki pembonceng sampai menyentuh tanah), dimana kaki pembonceng seharusnya tetap berada di pijakan. Pengendara akan menopang motor dengan cara menaruh kedua kakinya di tanah. Dengan menaruh kedua kaki di tanah pada saat motor berhenti, pengendara akan mampu menjaga motor tetap stabil bahkan disaat pembonceng bergerak secara tiba-tiba.
Beri Aba-aba
Akan sangat berguna untuk membuat beberapa aba-aba yang dapat digunakan oleh pembonceng pada saat berkendara. Misalnya tepukan sekali di paha artinya berhenti pada saat ada tempat berhenti yang cukup nyaman atau 2 tepukan di pundak yang artinya menghentikan motor saat itu juga, menurunkan kecepatan, dll.